dream!!

dream!!
aku sedang mempertahankan cinta yang ada dalam diriku, bukan untuk memiliki hati yang diharapkannya. tapi mempertahankan hatiku agar tak terluka saat hati yang diinginkannya bahkan tak menyadarinya.-----
aku sedang jatuh cinta

Sabtu, 31 Oktober 2009

"tentang seseorang"

Mungkin dia hadir karena sebuah kesalahan, mungkin tidak…dan harus ku akui saat berita tentang keberadaannya sampai, maka kekecewaan yang sangat besar dan beratlah yang datang bersamaan…bahkan lebih tepatnya aku marah dan sangat…
Dan sampai saat ini aku masih mengakui kemarahan itu beralasan, kekecewaan itu kewajaran…
Awalnya aku tak pernah igin melihat wajahnya, dan itu terjadi jauh sebelum dia hadir dalam wujudnya yang nyata.
Apakah ini sebuah keanehan? Entahlah..saat dia benar2 hadir perasaan tak ingin itu berubah begitu saja, aku ingin menyentuhnya, mendengar tangisnya dan kalau dia bisa aku ingin melihat senyumnya.
Apakah dia hadir karena sebuah kesalahan?
Aku masih tak tau peristiwa apa yang harus ku hubungkan dengan kehadirannya. Kekecewaankukah…
Atau pengakuan yang satu ini…
Aku yang telah membentuk buah pinggangmu, menenunmu dalam kandungan ibumu…
Diatas semua kesadaran, yang harus ku akui adalah aku tak mampu untuk tidak mengakui kebenaran pengakuan terbesar itu…
Dia Sang Khalik, tak mungkin melakukan sesuatu karena kesalahan, tak mungkin salah lebih tepatnya…jika ‘ya’ maka mungkin saja keberadaanku juga adalah karena sebuah kesalahan…aku tak boleh egois bukan??
Kejadianmu dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Ku buat dan jiwamu harus benar2 menyadarinya…
masihkah boleh aku mengelak?? Kalau aku, aku bahkan tak berani mencoba.
Karena engkau adalah ciptaan-Ku, Ku ciptakan dalam-Ku untuk melakukan pekerjaan baik, yang Ku persiapkan sebelumnya dan Aku mau engkau hidup didalamnya.

Dan aku masih terus berjuang, pecahkan teka-teki malam…
Pernahkah engkau berfikir kehadiranmu adalah sebuah kesalahan? Aku sering…
Pernahkah engkau berfikir orang lain hadir karena sebuah kesalahan? Aku pernah…
Mungkinkah Tangan Yang Agung menenunmu karena kesalahan dan menempatkanmu karena sebuah ketidaksengajaan? Aku tak berani berkata mungkin..
Aku belajar menghargai hidup dan menghormati Sang Hidup. Karena untuk menemukan pekerjaan baik yang Ia siapkan untukku sejak sebelumnya Dia menghadirkan banyak hal dan banyak orang termasuk “dia yang pernah ku anggap sebagai kesalahan”.
Aku juga belajar menerima tiap hasil tenunanNya, sebab ada keajaiban dalam tiap sentuhanNya.
Dia, Rahib yang agung ku percaya akan mengajari ku apa arti hidup di dalam-Nya… meski kerap dilakukannya itu dengan cara yang ku anggap aneh, dengan bahasa yang tak termengerti, dengan isyarat yang tak terbaca dan dengan sentuhan yang tak berasa menurutku…
Aku belajar, dan aku juga sedang belajar apa arti kata itu, bisa saja artinya menapaki selangkah demi selangkah dengan kata tanya apa? Mengapa? Bagaimana? Atau bahkan haruskah?
Takkan lagi ku salahkan jika ada kesalahan, sebab aku masih belajar tapi akan ku ikuti dengan tanya “bagaimana?”; bagaimana seharusnya? Dan tentu saja kata maaf dan ampun sebelumnya.
Ya, akupun belajar mengerti apa arti kata maaf dan ampun… dan hanya Dia, Pemberi maaf dan ampun terbesar yang mengerti…
Mengapa tak ada tanya ‘Siapa’ di sana??
m…untuk saat ini ku rasa dengan menempatkan dan melibatkan Sang Maha di sana itu cukup bagiku… entah esok dan nanti, karena itu aku selalu tau aku butuh orang lain menolongku…
mengingatkanku tentang Sang Maha jika ada kalanya aku lupa ada Dia di sana…
dan sama seperti sebelumnya tak ada yang hadir karena kesalahan termasuk tiap orang yang lewat dan singgah… ada pekerjaan baik didalamnya…di dalam tiap orang…
jika ada yang terlupakan ku anggap itu karena pilihan… bukan keharusan…
jika engkau terlupakan ku anggap itu karena kealpaan, dan tentu saja maaf…
aku berjalan dan tak sendiri, aku bersama dengan Dia yang tak tergenggam…aku juga bersama rasa…kadang aku harus berlari, kadang harus berhenti, kadang harus bernyanyi, kadang harus menangis, kadang harus tertawa dan sumua itu karena PILIHAN…
untukmu yang pernah lewat terutama singgah, juga karena pilihan; trimakasih…
semoga engkau menemukan pekerjaan baik yang dipersiapkanNya untukmu jauh sebelum buah pinggangmu dibentukNya dan engkau ditenunNya dalam rahim ibumu…

suatu hari pasti kita akan mengerti…PASTI…
SANG JALAN menuntunmu…berjuanglah!!!

Ini tentang seseorang, tentangku mungkin juga tentangmu…

Jumat, 30 Oktober 2009

tentang hidup

'dan sesuai dengan hikmat Tuhan
ku di brikan apa yang perlu"

Syair itu bicara sangat keras dalam hati dan pikiranku...ntah kenapa...apa karna aku begitu mengerti apa artinya atau bahkan aku hanya terlalu sentimentil dan perasa...aku tak tau... jika hidup itu hanya sesaat diberikan padamu atau padaku...itu bukan urusanku pun bukan urusanmu...jika ada sakit atau sesal didalam hidup...itupun bukan urusanmu... jika harus disini atau disana...lagi lagi itu bukan urusanmu... yang jadi urusan kita adalah bagaimana menjalaninya dan mempertanggungjawabkannya pada yang meminjamkannya pada kita..
Kalau bisa meminta sebenarnya, menjalani hidup inipun jangan pernah dimasukkan dalam daftar job descriptionku...tapi aku tak berhak meminta seperti itu bukan?? pernah berharap bahkan untuk yan satu itupun dikendalikan secara penuh olehNya...ini, itu, kesana, kesini, hitam, putih dan semua keputusan dibuat olehNya...bahkan kapan aku harus menggerakkan ujung jariku... aku tak ingin ada sesuatupun yang salah...dan kalaupun ada itu akan menjadi tanggungjawabNya... ternyata...bukan hidup seperti itu yang Dia tawarkan...aku pernah bertanya kenapa??? ku pikir karna Dia ingin lepas tanggungjawab...tapi karna Dia ALLAh...
Dia tak termengerti... saat aku bertemu denganmu aku tau itu ada dalam kendaliNya dan Dia memberi kebebasan penuh pada kita untuk menjalani pertemuan itu.. saat ternyata hidup salah satu dari kita harus berhadapan pada kata tanya "kenapa?" aku tau itu bukan hidup mu atau hidup ku tapi hidup kita... salahkah bersembunyi dibalik senyum dan keceriaan??? aku tak mampu menjawab...karna aku sendiri pernah menanyakannya dan Dia belum memberiku satu katapun yang dapat ku anggap sebagai jawaban... kalaupun kalimat "bergantung pada imanmu" menjadi pilihan itu hanya karna tak ingin kata "tidak tau" menjadi pilihan...aku tak suka itu...engkaupun sama...
Baiklah!! tak ada yang disusahkan dan menyusahkan diantara kita...karna kita punya bagian masing2 dan kita diharapkan belajar dari bagian kita... aku akan terus berjalan disampingmu...sampai pada akhirnya hidup memilih kita untuk berjalan terpisah... aku percaya...apa yang ada padamu...padaku...itu diberikan oleh Sang Hidup...
Sesuai dengan hikmatNya...
Kau tau...Dia tak pernah salah...
dan karena itu kita PERCAYA...

hati yang terpilih

Demikian aku akan memanggilmu
Dan seperti itulah jauh dalam hatiku aku memanggilmu
S epanjang waktu ini
Sepanjang apa yang telah aku lalui
Bersama atau tanpamu

Hati yang terpilih
Demikianlah kehendak dalam diriku menyebutmu
Sebab bukan senyum
dan sikapmu yang terlihat olehku
lebih dari itu
bahkan hatiku enggan memceritakannya padaku

bukan dengan kesempurnaan aku memilihmu
sebab aku seperti kepingan-kepingan
yang kehilangan beberapa bagiannya
aku jauh dari kata sempurna

mungkin juga engkau bukanlah kesempurnaan
dan aku takkan membuatmu sempurna
demikian halnya denganmu
tak mampu melengkapi kepingan hilangd
alam diriku

dan entah kemana tanya ini harus ku bawa
mengapa hati ini memilihmu
dan sejak kapan ia bertemu hatimu
sebab ia tak ingin logikaku
menemukan sedikitpun dari jawabnya

pikirku hanya sedang menantangnya
mampukah ia bertahan pada pilihannya
dan tak yakin inginkah ia tau
tentang hatimu yang saat ini menjadi catatan khususnya

sebab ternyata
ia kerap kali terluka dan sangat rapuh
kerap merasa salah dengan pilihannya
ia menemukan jejak yang ia sebut dengan kesalahan
dan ia ragu
benarkah ini kesalahan

dari mana semua itu datang
bagaimana mungkin hati begitu berani
membuat pilihan
tanpa terlebih dahulu bertanya pada
logika yang seharusnya menjadi kawan

dan membawa rasa begitu saja
rasa yang tak bernama
tepatnya tak berani diberi nama
dan dipanggilnya
hati yang terpilih
...