tiba-tiba ada rasa kuatir yang tak terbendung membanjiri hatiku yang tak luas. tiba-tiba merasa apa yang sedang kukerjakan akan berujung kekecewaan dan rasa pahit. semua baik tampaknya saat kami bisa saling bertatap wajah dan bicara tentang apa yang benar dalam buku catatan kebenaran. tapi aku merasa itu hanya akan berujung disana.
tak kutemui sesuatu yang berarti yang mampu membuatku tersenyum bangga dalam arena yang lain. kenapa seolah-olah kebenaran itu sedang dipiliah-pilah.
ada lembaran-lembaran yang didalamnya ditorehkan catatan tentang Tuhan, namun dilembaran berikutnya seolah-olah tak ada dan tak perlu Tuhan disana. ada apa ini?
apakah ada artinya semua catatan yang kujadikan bahasa dalam doa dan cintaku. kemana perginya semua kenyataan yang harusnya kami jalani tanpa terpisah.
ada kesedihan yang dalam dihatiku, mengimbangi pesimisme yang juga tiba-tiba muncul entah dari tempat mana.
Tuhan....aku berucap dalam hatiku....tapi tak satupun kalimat yang dapat kulanjutkan sebagai bagian dari baris pengaduanku.
aku takkan mengangis. aku pernah lelah karenanya. aku tak ingin lagi. aku pernah tersakiti karena itu. tapi bagaimana jika sebentar lagi rasa itu tak lagi tertahan.
tiba-tiba aku takut jika hatikupun tak lagi dapat dihibur. dan bagaimana jika aku kehilangan alasan untuk tetap semangat? kepada siapa dan dengan bagaimana aku harus mengangkat wajahku.
hatiku....percayalah....pekerjaanmu hanya menabur....pertumbuhan dan menuai punya tempat tersendiri.
hatiku...semangatlah...kelak engkau akan tau ada apa dibalik semua rasa yang saat ini menyelimutimu...
hatiku bertahanlah.....sekali lagi bertahanlah....
