dream!!

dream!!
aku sedang mempertahankan cinta yang ada dalam diriku, bukan untuk memiliki hati yang diharapkannya. tapi mempertahankan hatiku agar tak terluka saat hati yang diinginkannya bahkan tak menyadarinya.-----
aku sedang jatuh cinta

Jumat, 16 Desember 2016

selamat makan

seseorang pernah berkata: salah satu anugerah Tuhan bagi kita adalah "makan".

dengan makan, lidah kita mengecap manis, asin, pahit, pedas juga asam... atau mungkin perpaduan keseluruhan rasa itu dalam satu makanan... *tiba2 terbayang ARSIK* *lalu lapar

makan membuat kita bisa merasa bahagia, kecuali makan ati yakh... yang ada sumpek dadanya... #eaaa curhat

*abaikan makan ati

kembali ke makan, pola makan yang baik adalah salah satu kunci menjaga kesehatan. (begitu kata para ahli)
kita ga harus menjadi ahli gizi kok untuk bisa memiliki pola makan sehat, dan juga ga perlu harus mahal...

jadwal makan:
tubuh kita mampu beradaptasi dengan kebiasaan kita. dan kebiasaan kita yang membentuk pola biasanya akan menentukan jam biologis kita juga...
karna itu buatlah jadwal makan yang teratur dan kurang lebih sama setiap harinya...
ingat!! kita ga harus lho makan 3 kali sehari...
nah...kalo mo diet, sebelum dietnya dimulai perlahan lahan gantilah pola makan sesuai jadwal diet yang akan dijalankan...

apa yang dimakan:
pada dasarnya semua makanan yang datang dari alam baik kok kita makan...
karna alam adalah salah satu cara Pencipta kita memelihara kita...
hanya saja...makanlah dengan porsi yang cukup...
penting untuk berhenti makan sebelum kekenyangan.. jangan seperti saia.. #ups
dan makanlah sayur serta buah lebih banyak dari pada nasi dan daging...
sayur juga sebaiknya dimakan dengan kematangan yang cukup...jangan sayur hijau jadi coklat pulak...supaya kandungan vitaminnya tidak rusak...

usahakanlah minum 2 gelas air :
- usai bangun pagi
- sebelum mandi
- setengah jam sebelum dan sesudah makan
- dan sebelum tidur
- dan saat haus.. :D (ya iyalaaahhh...)

buti ma jo na tarbaen au ateh... sekalian mengingatkan diri sendiri juga...
selamat menjaga kesehatan supaya kita ketemu saat tua.. :*


Kamis, 08 Desember 2016




beberapa kepingan dari kampung halaman yang tiba-tiba kurindukan pagi ini...
rindu tenangnya, sejuknya, dinginnya, sorenya dan semua tentang kampung halaman..

Kamis, 01 Desember 2016

selamat natal?

Ingatkah engkau cerita tentang gadis penjual korek api? Gadis yang karna kedinginan membakar sendiri satu persatu korek apinya. Dan sampai korek terakhir habis, diapun mati kedinginan. Apakah dia mati karena kedinginan? Coba pikirkan sekali lagi dengan baik. Sungguhkah dia mati karna musim dingin yang tak berbelas kasihan padanya?

Bagaimana kalau ternyata dia mati karena tak ada satupun orang yang memberi sedikit perhatian padanya? Bagaimana kalau ternyata dia mati karena setiap orang yang melewatinya tak mau tau apa yang dibutuhkannya. Bagaimana jika ternyata orang-orang yang tinggal di sepanjang jalan yang dingin itu lebih memilih memberi ruang di sudut hangat rumahnya kepada anjing?

Cerita masa kecil tentang gadis penjual korek api yang tak pernah lekang dari pikiranku. Waktu kecil aku hanya berpikir: “betapa malangnya nasibmu gadis tanpa nama”
Dan saat usia menyentuh kata dewasa, aku berpikir: “benarkah musim dingin sekejam itu? Atau hati manusia terkadang lebih kejam dari dingin?”

Aku mengaduk aduk kopi yang tak lagi panas yang ada di depanku. Entah berapa lama aku sudah melakukannya, sampai akhirnya aku menyadari bahwa ada sepasang mata yang memperhatikanku dengan tatapan penuh tanya. Dari tepi jalan di balik kaca seorang nenek tua memandangiku lekat. Kulekukkan bibirku ramah dan kuanggukkan kepalaku sambil tersenyum seadanya. Dan dia masih memandangku.

Apa arti pandangan itu? Entahlah…

Kuminum kopiku untuk menghindari tatapan itu. Ah, benar kata para pecinta kopi, kopi enak diminum sebelum dingin. 
Taukah kau rasanya dipandangi lekat oleh orang yang tak kau kenal? Yup!! Ada miripnya dengan saat kita dipandangi oleh orang yang kita suka. Salah tingkah tak menentu.
Duh, rasa kopi ini menjadi semakin tak nikmat. Apa yang salah denganku. Gelisah.

“Maaf, lama…” Andien menarik kursinya dan duduk di depanku. Seharusnya sedari tadi kami duduk berdua di sini, kalau saja dia tidak harus menjawab telepon dan sampailah aku di adegan gelisah tak menyenangkan ini.

“Din… arah jam 9, di seberang jalan ada nenek ngeliatin ke arah kita. Kenal ga?”

Spontan Andien melihat arah yang kumaksud. “enggak kenal. Tapi pernah liat” Andien menjawab setengah berbisik seolah-olah orang yang kami maksud mungkin bisa mendengar pembicaraan kami.

Dengan alis terangkat dan kening berkerut aku menatap Andien penasaran, Andien tau maksud ekspresiku.

“Iya, kemaren pulang dari ibadah natal kampus. Kita satu bus dengan nenek itu, aku ingat wajahnya karna hampir satu jam dia berdiri di sebelah kita. Lupa?”
Sangkin lelahnya menjadi salah satu panitia yang sibuk di ibadah kemaren aku tertidur sepanjang perjalanan pulang. Andien dan aku duduk bersebelahan seperti biasanya. Yah, kami terbiasa pulang bersama, dan lupa melihat siapa yang ada di sebelah kami.

Lagu natal mengalun lembut di café tempat kami bicara, dan nenek di luar sana akhirnya pergi tanpa bicara.

Hai, gadis penjual korek api… perhatian apa yang kau harapkan saat kau kedinginan?

Aku malu.


“Andien…selamat natal...”