Sekolah kehidupan dengan
mata pelajaran kesabaran.
Adalah aku seonggok daging yang membalut tulang. Dengan
pikiran yang kadang tak sesuai dengan aturan yang telah diajarkan di sekolah.
Aku hanya membiarkan pikiranku berlari bersama liarnya imajinasi dan melepasnya
terbang bersama hayal yang tak santun. Dan itu tak hanya jarang terjadi, tapi hampir
selalu. Kerap aku marah pada hidup yang sesukanya menampilkan adegan-adegan tak
cantik pada pandangan mataku dan menyuarakan bahasa-bahasa yang memekakkan
telingaku. Apakah ini makna keutuhan hidup? Utuh dalam bingkainya yang
menyimpan gambar-gambar samar, utuh dalam kerasnya dan utuh dalam
ketidakutuhannya.
Sabar! Sabar! Sabar! Demikian teriakan para pecinta
kehidupan. Apakah tak cukup sekali kata itu diperdengarkan? Ataukah terlalu
penting kata itu hingga berulang-ulang digemakan.
Hidup ini tak semudah membuat teori tentang hidup itu
sendiri. Hidup ini bicara tentang suara-suara yang harus didengar bahkan suara
itu sendiri tidak berbicara. Hidup ini bicara tentang gambar-gambar usang yang
terus dibicarakan. Yah…gambar-gambar usang yang telah dipaketkan menuju alamat
yang disebut masa lalu, tapi yang terjadi adalah tak ada alamat sedemikian
dalam sekolah hidup. Masa lalu, sekarang dan nanti telah menjadi rajutan yang
membentuk sebuah selimut waktu. Tak terpisahkan!
Ada
bagian dari cerita yang tak lagi ingin kudengar. Ada sosok yang kehadirannya membuatku ingin
memilih mengganti thema cerita yang pernah ada. Ada gambar-gambar yang kuingin dihapus dari
albumnya. Ada
banyak ingin yang membuatku benar-benar memahami hidup dengan cara yang salah.
Apakah pembelaan diri adalah hak yang dapat kupilih? Apakah
aku berhak merasa benar untuk kegagalan yang memalukan ini. Atau malah aku
berhak untuk tidak merasa malu.
Ingin rasanya ada kesempatan memilih siapa yang harus aku
temui dijalan yang juga kupilih pada waktu yang kuinginkan. Arrghhh… Mengapa
rasanya aku ingin semua menjadi seperti inginku. Mengapa hidup ini mengajariku
dengan cara yang tak memanjakanku.
Demikianlah setiap keluhan tidak menolongku bertumbuh dan
mendapat nilai A di bangku sekolah kehidupan ini. Kesabaran ternyata adalah
paket yang terdiri dari perjuangan dan pengikisan ego.
Berjuanglah Nova….nikmati keindahan mengenal kelemahan dan
pengikisan ego yang tak mudahhhh…. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar