dream!!

dream!!
aku sedang mempertahankan cinta yang ada dalam diriku, bukan untuk memiliki hati yang diharapkannya. tapi mempertahankan hatiku agar tak terluka saat hati yang diinginkannya bahkan tak menyadarinya.-----
aku sedang jatuh cinta

Senin, 20 Februari 2012

tentang kita

Tiap kali melewati jalan ini maka aku teringat beberapa bagian dari cerita yang dulu pernah menjadi kesukaanku. Aku pernah berharap jalan ini akan menjadi sangat panjang atau bahkan tak mengapa jika tak berujung. Kau tau mengapa? Dengarlah, dan diakhir cerita engkau akan tau jawabnya.

Kita pernah tertawa tanpa sebab yang jelas saat melewati jalan ini, engkau menertawai pejalan kaki yang memaki lampu merah sementara aku menertawai angin yang mempermainkan ujung rambutku. Kita tertawa itulah themanya dan entah apa sebabnya itu tak jadi masalah yang terpenting adalah kita. Kau tau artinya ada engkau dan aku mendampingi sebuah kata kerja.
Kita pernah tanpa cerita, berjalan dan melangkah tanpa bicara. Diam menjadi pihak ketiga yang menemani, di penghujung jalan kita hanya akan sama-sama tersenyum sebagai tanda perpisahan. Tapi diam itupun terasa cukup menjadi sebuah cerita tentang kita.
Masihkah engkau ingat berapa kali kaki kananmu menendang bebatuan yang membuatku tersandung, pura-pura marah karena benda mati itu telah membuat kakiku tersakiti. Ah, apakah demikian caranya engkau melindungi orang yang diam-diam mengagumi dan merindukanmu setiap pagi.

Tahukah engkau adakalanya aku menyalahkan panasnya mentari untuk memintamu sejenak berhenti di bawah pepohonan. Sesungguhnya ada di sampingmu sajapun telah lebih nyaman dari semua itu.
Dan dilemma sering mendatangiku tanpa sadar, saat berjalan bersamamu aku ingin jalan ini tak berujung, namun saat engkau tak ada aku sangat berharap ujung jalan ini selalu ada didepan mataku. Apa sesungguhnya yang kuharapkan? Jalan inikah atau keberadaanmu? Kurasa engkau tahu jawabnya. Ini bukan dilemma ternyata tapi sekedar harapan kosong tentangmu.
Kemarin aku bertemu dengan pohon yang dulu menjadi tempat kita berteduh, aku bertanya padanya apakah dia pernah melihatmu belakangan ini. Tapi dia tak memberiku jawaban apapun, “baiklah…” kataku waktu itu lalu kutitipkan salam untukmu padanya kalau satu saat engkau singgah atau bertemu dengannya.
Oh ya, batu-batu itupun tak lagi pernah menyakitiku. Pemerintah kota telah membuat jalan yang lebih baik, mereka berkata itu untuk memperindah jalan kota, tapi sampai sekarang aku belum pernah melihat jalan ini menjadi lebih indah. Malah aku merasa jalanan ini dulu jauh lebih indah dan tak pernah membuatku merasa sepi dan kosong.
Aku juga berharap engkau takkan pernah tau apa yang baru saja kulakukan tadi, aku baru saja mengutuki lampu merah yang tak bersalah. Dia membuat perjalanan ini tampaknya menjadi semakin panjang dan aku tak suka. Seandainya engkau melihatku tadi engkau tentunya akan berkata aku tak lagi tau bagaimana caranya menikmati hidup dan bersyukur.

Mengapa jalan ini sangat jauh dan melelahkan saat aku melintasinya seorang diri, sementara denganmu terasa singkat. Bisakah kau tinggal lebih lama, atau sudah adakah jalan lain yang kau lintasi? Padahal kita sudah membuat rencana-rencana yang menurutku terkesan gila namun menyenangkan. Kita akan membuat bunga-bunga dan pohon-pohon yang kita suka disepanjang jalan ini jadi bukan hanya satu pohon yang akan menaungi kita tapi semua pohon yang kita tanam. Maka ketika kita lelah berjalan, sejenak melepas letih diantara bunga-bunga itu, atau berlomba utuk mengumpulkan kupu-kupu dengan lukisan seperti mata disayapnya. Sepertinya itu tidak akan pernah terjadi lagi, dan ini adalah pertanyaan yang tak membutuhkan jawaban. Benarkah?
Sebentar lagi semua akan menjadi asing. Dan esok adalah saat dimana jalan yang kutapaki adalah jalan baru bagiku, bukan jalan yang sering kita lewati ini.
Tapi kuharap, kau ada di ujung jalan itu. Karena aku masih mengagumimu, merindukanmu seperti air yang tak berhenti mengalir. Aku tak berharap akan ada batu-batu yang tak beraturan yang akan membuatku terjatuh, atau tiupan angin yang menyapu rambutku sehingga mengganggu penglihatanku, atau lampu merah yang membuatku lama untuk menyeberang, atau bahkan pejalan kaki yang membuatku sulit memandang ke depan. Hanya berharap, jalan ini lurus tanpa ada apapun yang melintang dan jika bisa kau menungguku di ujung jalan untuk kembali melanjutkan cerita kita dan bersama-sama melintasi jalan dihadapan kita. Kali ini tanpa dilemma, dan kau akhirnya harus tahu semua tentang perjalananku tanpamu selama ini kecuali saat aku memaki lampu merah itu. Karena itu akan membuatku menertawakan diriku, betapa konyolnya ketika aku melakukan itu.

Jika kau mau, akupun bersedia mengulangi jalan kita yang dulu. Jalan yang sudah merekam semua kisah kita tanpa ada yg terlewat termasuk saat aku berharap padamu, biar kau menyaksikan semua rekamannya tanpa perlu aku bercerita. Jika aku menempuhnya denganmu aku tidak akan takut. Kita cukup menambah hal yang kurang pada saat itu, memperbaiki mimpi-mimpi kita jika itu kurang baik dan mencoba menyempurnakannya. Karena bagiku, tidak ada hal yang buruk di jalan itu selama kita melintasinya. Hanya ada kita. Kita dan tawa kita.
Kau tahu, semua tentang kita adalah jawaban dari akhir perjalanan ini. Ya, kita.

Nulis duet dengan tema :Kenangan
Oleh @da_manique dan @jusnitagaol
Balige dan Jakarta

Tidak ada komentar: