dream!!

dream!!
aku sedang mempertahankan cinta yang ada dalam diriku, bukan untuk memiliki hati yang diharapkannya. tapi mempertahankan hatiku agar tak terluka saat hati yang diinginkannya bahkan tak menyadarinya.-----
aku sedang jatuh cinta

Jumat, 24 Februari 2012

cita-cita mulia

Kelas ini begitu asing. Ada yang matanya segaris, ku sebut ia si cipit, hanya di dalam hati. Ada yang hitam legam, seperti orang Negro, dan aku tak sanggup berlama-lama memandangnya. Takut kalau ia mendapati aku sedang mengamatinya, menyebabkan ia tersinggung dan akhirnya memarahi aku. Di bangku barisan paling depan seorang gadis cantik sedang duduk membaca buku, rambutnya ikal, tapi aku tahu ia pasti cantik sekali, kulitnya tidak terlalu putih, dan juga tidak coklat, seperti anak blasteran yang cantik.

Ini hari pertamaku masuk kelas ini. Sebagai pendatang baru di kelas yang di kota yang baru, tentu aku tidak memiliki banyak teman, satu pun tidak. Bahkan aku tidak mengenal siapapun di tempat ini. Aku marah pada kedua orang tuaku yang rela anaknya merasakan kesepian yang amat sangat karena harus berpisah dengan teman-teman di Medan, kota tempat tinggalku dulu. Tapi, apa boleh buat, orang tua tetaplah orang tua, aku tetap sayang pada keduanya.


Ini Jakarta? Dengan hiruk pikuk yang mengerikan! Orang-orang yang tidak peduli satu sama lain. Di kelas ini pun tak ada satupun yang mau menyapaku, melihat ke arahku pun tidak, seolah aku tidak benar-benar kelihatan bagi mereka. Inikah kota yang menjadi ibukota negaraku?Aku sedih. Bukan karena mereka yang tidak melihatku, tapi karena kondisi negaraku yang terpuruk, keadaannya tak lagi seperti apa yang pernah jadi sebutan. Bukankah keramahan negeri ini pernah jadi buah bibir? Huft...


Aku memang tidak tahu banyak, aku hanya seorang anak SMP yang baru saja dipindah sekolahkan karena ayahku pindah tugas. Pindah ke kota yang sebelumnya aku lihat melalui berita yang ditonton ayahku. Ayahku suka sekali mendengarkan berita-berita nasional dan terkadang ia akan berkomentar kepadaku, dan aku hanya menggangguk tanda mengerti.
Yang tak pernah kumengerti adalah "Mengapa harus Jakarta?" dan aku pernah menanyakan itu pada ayah. Ayah hanya tersenyum tipis lalu menepuk kepalaku lembut. Dan seperti biasa, ayah selalu membuatku nyaman dan melupakan pertanyaanku sendiri.

Oh iya, perkenalkan namaku Gie, nama asliku Gomgom Damanik, tentu saja aku orang Batak. Simalungun tepatnya. Teman-teman sering memanggilku Gie. Aku suka cara mereka menyebut namaku. Paling tidak arti dari namaku yang sesungguhnya tidak terasa mencekik setiap kali aku mendengar mereka memanggilku. Taukah? Gomgom itu artinya memegang erat-erat. Entah kenapa aku diberi nama itu? Apakah aku seperti balon dalam lagu anak-anak? Hm...
Dan disini, mereka bahkan tak tahu namaku siapa.

"Lu anak baru ya?" seorang anak lelaki yang bisa kuperkirakan bahwa dia lebih kuat dan lebih gemuk dariku menyentuh bahuku.Aku menengadah. Setengah takut setengah berani menatap kepadanya."Iya, namaku Gomgom, biasanya dipanggil Gie," akhirnya kusodorkan tanganku kepadanya. Dia memandangku aneh, antara percaya atau tidak, antara tersentak atau menggeram, Aku sulit menebaknya. Aku juga punya reaksi yang hampir sama saat mendengar nama itu dipersembahkan padaku. Kenapa? Pertama, karena takjub dengan ketidaknyambungannya. Dan kedua takjub bagaimana mungkin namaku menjadi seindah itu. *eh?


"lu mau kan berteman denganku?" Katanya ketus sedikit mengerutkan dahi.

"Mau" jawabku singkat saja. Tak berani memberi jawaban yang lain, tubuh besarnya punya karisma tersendiri untuk membuatku harus menuruti apa katanya. Percayalah, dia sedikit lebih mirip jagoan ring tinju daripada siswa SMP. Lalu dia mengajakku ke kantin, disana dia mulai bercerita bahwa di sekolah ini tidak banyak yang mau bergaul dengannya. Ternyata dia bersuku Ambon dan ayahnya dikenal sebagai bodyguard di sebuah hotel ternama di kota ini. Ibunya tinggal di rumah, mengurusi sebuah warung makan kecil yang letaknya di kompleks tempat hiburan malam. Akhirnya banyak anak-anak yang menjauhinya karena latar belakang keluarganya. Namanya Mike. Tapi pasti akan lebih baik kalo nama lengkapnya Mike Tyson. Well, penampampakan luar sudah menjanjikan.

Menurutku Mike anak yang baik dan sopan, meskii tampangnya sedikit menyeramkan. Dia juga lucu saat kuperhatikan sedang makan mie ayam di kantin. Dia makan dengan begitu lahapnya, sampai meninggalkan berkas minyak sayur di pakaiannya. Apakah itu lucu? Anggap saja lucu.


Ternyata, dia punya seorang teman lagi yang ingin dia kenalkan. Namanya Akiong. Anak keturunan Cina yang pintar berhitung. Selama ini hanya Akiong yang mau menemaninya makan dan membaca di perpustakaan. Hanya saja Akiong sedang tidak masuk sekolah, popo meninggal kemarin.
Oh ya, Mike punya rencana hebat yang berdasarkan perencanaannya tahun depan harus sudah tercapai. Dia berencana mendirikan sebuah genk siswa SMP yang akan dinamainya genk bhineka tunggal ika. Aku hampir memuntahkan bakso dalam mulutku saat mendengar rencana mulianya itu. Mimpinya adalah melanjutkan mimpi Gajah Mada, mempersatukan negri ini dan dimulai dari genk ajaib yang akan dibentuknya.
Adalah Santoso, siswa paling pendiam di kelas ini yang akan dijadikan target selanjutnya. Mike sudah mempelajari latar belakang keluarga Santoso, berikut mencatat makanan-makanan kesukaan Santoso yakni gado-gado dan pecel. Tak hanya itu dia juga sudah mencari tau binatang yang paling ditakutinya, yakni kecoa alias lebih dikenal sebagai lipas kalau di Medan. Ini adalah alasan mencari tau informasi diatas:
Pertama, latar belakang keluarga: memastikan kebenaran bahwa Santoso berdarah asli Jawa, dan bahwa orang tuanya bukan pejabat. Kenapa bukan anak pejabat? Untuk keamanan alasan ketiga.
Kedua, mencari tau daftar makanan kesukaan untuk bisa mendekatinya dengan cara kekeluargaan dan cara yang sangat santun. Memberi makan, eh bukan memberi makan tapi tepatnya mentraktir makan. Kalo dia tidak mau bergabung dengan cara ini maka cara yang ekstrim dan kejam terpaksa jadi pilihan yang terakhir.
Ketiga, alasan mencari tau binatang yang paling ditakutinya adalah dengan untuk memberi ancaman kalau saja cara baik-baik ditolak. Mike berniat akan memasukkan seekor kecoa kedalam tas Santoso setiap hari. Aku bergidik ngeri membayangkannya.
Tapi demi sebuah cita-cita yang mulia aku berusaha mendukungnya, dan langkah pertamaku mendukungnya adalah mendekati Santoso dengan cara baik-baik. Aku tidak ingin cara yang kejam dijalankan, taukah kenapa? Karena aku juga tak ingin mimpi Gajah Mada dinodai dengan kehadiran lipas.
Lagipula kalau genk ini benar-benar terbentuk aku akan punya posisi yang menjanjikan bukan? Mike pasti jadi ketua, paling tidak wakil ketua, bendahara atau sekretaris akan jadi pilihan yang dapat diperebutkan oleh saya, Gomgom Damanik atau Gie, Akiong dan Santoso.
Paling tidak sebelum jadi anggota Dewan beberapa puluh tahun kedepan, sekarang aku bisa berlatih menjadi pengurus genk! Hidup Genk Bhineka Tunggal Ika!!
MERDEKA!!!!

nulis duet dengan @ririntagalu dan @jusnitagaol
balige, jakarta

2 komentar:

Ririn Hutagalung mengatakan...

wkwkwkw..
bagus kali kaa
Cocok ini dijadikan novel
:))

Ririn Hutagalung mengatakan...

wkwkwk .. bagus kali ka.
Cocok jadi novel inih kayaknya