dream!!

dream!!
aku sedang mempertahankan cinta yang ada dalam diriku, bukan untuk memiliki hati yang diharapkannya. tapi mempertahankan hatiku agar tak terluka saat hati yang diinginkannya bahkan tak menyadarinya.-----
aku sedang jatuh cinta

Kamis, 14 April 2011

Asrama soposurung vs lapangan mini

Suara keyboard mengalun lembut dan nada-nada yang dimainkanpun terdengar indah. Hem…pasti musik ini dimainkan oleh seseorang yang mahir. Samar-samar aku melihat ada beberapa orang sedang berlatih musik di lantai 2 bangunan megah itu. Beberapa kali dalam seminggu, ku habiskan sore di hadapan gerbang nun megah itu. Memperhatikan mereka yang sedang ditempa dengan sedemikian rupa tentunya dengan harapan kelak mereka akan menjadi orang-orang yang ”besar”.
Setelah lebih 2 tahun, baru sekali aku punya kesempatan melewati gerbang itu, melihat dari dekat apa yang ada di sana, dan waktu itu hatiku bergetar sangat kuat...Tuhan apakah mereka semua ada di sini untukMu. Apakah ada Engkau dalam diri orang-orang yang terkenal hebat ini.
Mereka tidak hanya sedang dipersiapkan untuk menjadi pintar secara intelektual, tapi dilatih untuk menjadi kuat secara fisik. Tak hanya itu mereka juga diajar bagaimana caranya makan dengan baik, berpakaian rapi, berjalan mantap, bernyanyi dengan baik, bahkan kabarnya merekapun dilatih untuk dapat melipat pakaian dengan benar. Aku sendiri bertanya-tanya ”apa iya ada aturan tertentu untuk melipat pakaian?”
Adakalanya aku memperhatikan mereka berlatih karate (sebenarnya aku belum bisa membedakan itu karate atau taekwondo. Yang pasti itu bukan tari melayu). Sesekali terdengar suara teriakan yang nyaring jika mereka membuat gerakan tertentu. Beberapa kali juga aku memperhatikan mereka berjalan, berbaris rapi sambil bernyanyi. Ntah apa isi lagunya yang ku ingat ada kata-kata ”Soposurung tetap jaya”.
Taukah, aku pernah meminta kepada Tuhan untuk diberi kesempatan melihat mereka dari dekat. Dan kesempatan itu diberikan padaku. Hanya saja masih satu kali.
Tapi percayalah, aku tak datang kesana menghabiskan sore hanya sekedar memperhatikan mereka. Aku punya proyek pribadi dan itu bagaian dari menumbuhkan cinta untuk putih abu-abu.
Tepat di depan gerbang yang gagah itu ada sebuah lapangan sepakbola, yang menurutku luas. Tapi entah kenapa diberi nama lapangan mini.
Banyak remaja berpakain putih abu-abu sedang bermain di situ. Aku duduk memperhatikan mereka, beberapa kali ada yang memandang aneh ke arahku, mungkin dia sering memperhatikanku di sini dan heran ”ngapain pulak si kawan ini?”.
Ada bangunan yang kecil dan sederhana dipinggiran lapangan ini, tepatnya warung kecil. Mereka yang berpakaian putih abu-abu duduk disana menghabiskan waktu. Taukah, jika mereka yang ada di balik gerbang megah itu menggunakan jarinya menekan tuts keyboard dan memetik gitar maka yang ada di lapangan mini menggunakan jarinya memegang rokok dan memandangi handphone tak jemu-jemu. Apa yang dipandanginya? Aku belum pernah berani bertanya. Sebagian dari mereka bermain bola atau volley tapi biasanya sebelum mereka mulai bertanding akan lebih dulu berkumpul di pojok lapangan berdiskusi dan kemudian masing-masing mengeluarkan uang dari sakunya. Taruhan. Bolehkan aku menyebutnya berjudi? Kalo tak boleh aku akan sebut taruhan saja.
Mereka bermain penuh semangat. Melompat, berlari mengejar bola. Dan mereka juga akan berteriak bergantian. Tapi taukah apa isi teriakannya? Aku enggan menyebutnya di sini. Tapi seingatku waktu aku kecil tak jarang batu melayang sebagai balasan jika kata-kata itu ditujukan buat seseorang. Atau bahkan tak jarang adu jotos atau pulang ke rumah sambil menangis.
Itu waktu aku kecil, mungkin penggunaan bahasa sedemikian cepatnya berkembang saat ini, hingga bagian tubuh yang waktu belajar biologi akan disebutkan dengan intonasi lemah dan pipi memerah, sekarang diteriakkan ditengan lapangan dan dipakai untuk tanda kedekatan. Who knows???
Tapi kenapa aku masih tak suka mendengar kata-kata itu ya??hm...mungkin aku ketinggalan pergaulan. Kalau bahasa adik kelompokku ”ga gehol..” ntah apapun itu.
Oh ya, warung kecil tadi sempat ku sebutkan, sebenarnya aku mau bilang dari tempat itu para putih abu-abu mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Seperti rokok misalnya.

Aku terpikir apa yang dipikirkan mereka yang ada di lapangan mini ini tiap kali melihat gerbang megah itu dan apa yang mereka bayangkan melihat orang-orang yang ada di dalamnya. Terpikirkah mereka akan masa depan? Terpikirkah mereka akan apa yang disebut dengan persaingan?

Kenapa orang-orang dalam gedung megah itu dipikirkan, dipersiapkan dengan baik. Lalu siapa yang sedang memikirkan orang-orang yang ada di lapangan mini ini. Atau mereka sedang dijadikan bahan perbandingan.
Apakah mereka salah memilih tempat, atau keadaan yang salah, atau apa yang salah hingga harus ada perbedaan yang sedemikian.

Tapi keadaan ini membuatku berpikir. Awalnya kebiasaan menghabiskan sore ini adalah untuk mereka yang ada di balik gerbang megah itu dan sekarang aku diingatkan. Bukan hanya untuk mereka.

Nanda bilang: kak...aku heran jika dalam zaman yang bersaing seperti sekarang ini, masih banyak siswa bermain-main dan menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Mungkin aku hanya ingin memperbaiki sedikit, tapi berarti banyak: kita semua sedang berlomba-lomba untuk menjadi yang berbaik bagi Tuhan. Lalu perlombaan apa dan bagaimana yang sedang kita ikuti.

Aku sangat mencintai pelayanan mahasiswa, tempat aku ditolong menemukan maksud Tuhan bagiku. Di sini, di tempat ini aku diajari mencintainya dengan cara yang berbeda. Dan benarlah apa yang dicatat dalam buku warisan itu; ”SEMUA DIMULAI DARI PUTIH ABU-ABU”
Bukan hanya untuk menyelamatkan pelayanan mahasiswa. Tapi menyelamatkan bangsa bagi kemuliaan Pemiliknya.

Aku berdoa semoga Tuhan memberi kesempatan bagi mereka yang ada di balik gerbang megah itu pun bagi mereka yang ada di lapangan mini untuk melihat kebesaran Tuhan dan pada akhirnya akan sama-sama berteriak ”TO GOD BE THE GLORY”


Cinta yang dalam untuk pelayanan Mahasiwa bagi kemuliaan Pemiliknya.

Tidak ada komentar: